Setiap dari diri kita adalah seorang pemimpin, bagi diri sendiri dan juga orang lain. Pada proses kepemimpinan setiap orang akan menghasilkan gaya yang umumnya berbeda satu sama lainnya. Gaya kepemimpinan bisa lalim, dictator ataupun seratus persen individualistik juga bisa mau bekerja sama, terbuka dan berdasarkan pemikiran sehat.
Apakah gaya kepemimpinan itu? Gaya kepemimpinan menjelaskan tentang bagaimana seseorang bertindak dalam konteks organisasi. Cara termudah untuk menggambarkan gaya kepemimpinan adalah dengan menggambarkan jenis organisasi atau situasi yang sesuai dengan gaya tertentu.
Berikut ini disajikan beberapa gaya kepemimpinan :
1. Birokratis
Jenis kepemimpinan seperti ini adalah gaya yang patuh terhadap peraturan. Para pemimpin dengan gaya kepemimpinan birokratis menganggap bahwa segala kesulitan akan dapat diatasi jika setiap orang mematuhi peraturan. Suatu sistem adalah hal yang mutlak ada pada gaya kepemimpinan seperti ini. Jika dikaitkan dengan dunia bisnis, gaya kepemimpinan yang umumnya menggunakan cara kepemimpinan birokratis adalah para birokrat yang berada pada perusahaan negara.
2. Permisif
Pemimpin dengan gaya kepemimpinan permisif akan selalu berkeinginan untuk membuat setiap orang yang berada dalam kelok puas. Gaya ini menganggap bahwa bila orang-orang merasa puas dengan diri mereka sendiri dan orang lain, maka dengan demikian organisasi akan berfungsi. Pemimpin yang permisif menginginkn agar setiao orang merasa senang dalam organisasi. Gaya kepemimpinan seperti ini akan mengurangi turnover karyawan.
3. Laissez Faire Gaya kepemiminan seperti ini membiarkan segalanya berjalan dengan sendirinya. Pemimpin hanya terlibat pada kuantitas kecil di mana para bawahan secara aktif menentukan tujuan dan penyelesaian masalah yang dihadapi. Jarang sekali perusahaan yang menggunakan gaya kepemimpinan seperti ini. Jikalau ada umumnya gaya ini dipakai oleh pemimpin yang sering bepergian atau bertugas sementara. Gaya kepemimpinan ini cocok diberlakukan pada perusahaan konsultan atau auditor.
4. Partisipatif Gaya ini dipakai untuk memotifasi bawahan melalui pelibatan dalam pengambilan keputusan. Pemimpin mengharapkan agar karyawan mampu bekerja sama dalam pencapaian tujuan. Gaya kepemimpinan seperti cocok dilakukan pada perusahaan dimana keputusan harus dilaksanakan bersama.
5. Otokratis
Gaya ini ditandai dengan kebergantingan pada yang berwenang dan menganggap bahwa bawahan hanya akan melakukan sesuatu jika diperintah. Gaya kepemimpinan seperti ini akan tampak seperti dictator. Segala pembagian tugas dan tanggung jawab dipegang oleh si pemimpin yang otoriter tersebut, sedangkan para bawahan hanya melaksanakan tugas yang telah diberikan. Umumnya gaya kepemimpinan seperti ini dilaksanakan pada negara-negara yang menganut asas komunis.
6. Demokratis Kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin yang memberikan wewenang secara luas kepada para bawahan. Jika ada permasalahan selalu mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim. Pemimpin memberikan banyak informasi tentang tugas serta tanggung jawab para bawahannya
Kepemimpinan dikatakan efektif jika mampu menumbuhkan dan memelihara serta mengembangkan usaha dan iklim kondusif di dalam kehidupan organisasional.
Bennis (dalam Kartono, 1982) memberi batasan kepemimpinan sebagai “… the process by which an agent induces a subordinate to behave in a desired manner” (proses yang digunakan seorang pejabat menggerakkan bawahannya untuk berlaku sesuai dengan cara yang diharapkan). Oleh karena pentingnya peranan kepemimpinan di dalam kehidupan organisasional, ada pakar yang menyebut bahwa “Leadership is getting things done by the others”. Budaya organisasi sebuah kerajaan bisnis umumnya ditentukan pula oleh gaya kepemimpinan dari atasan karena gaya kepemimpinan seorang CEO secara tidak langsung akan membentuk sebuah norma budaya perusahaan secara implisit.
Jika dikaitkan model kepemimpinan Ken Blanchard yang menyatakan bahwa leadership adalah kapasitas untuk mempengaruhi orang lain melalui kekuatan dan Leadership tidak hanya sebatas untuk mendapatkan keuntungan personal atau pencapaian tujuan, leadership harus mempunyai tujuan yang lebih tinggi dari itu. Leadership dapat didefinisikan sebagai proses pencapaian hasil dengan penghargaan, kepedulian dan keadilan. Menjadi seorang pemimpin yang sukses tidak hanya sebatas pada memimpin sebuah organisasi tetapi juga bagaimana menciptakan hubungan dengan pelanggan. Pemimpin yang sukses juga harus memimpin dengan visi seperti yang dilakukan Louis Gerstner Jr. dalam memimpin IBM pada tahun 1993. Pemimpin juga harus tahu bagaimana memimpin karyawan. Jangan terlalu banyak dan terlalu sedikit arahan. Selain itu, pemimpin juga harus meningkatkan kerja tim dan menciptakan lingkungan yang baik. Seperti Robert Greenleaf yang memperkenalkan konsep “servant leadership” pada tahun 1970 dan dipakai oleh Mahatma Gandhi, Dr. Martin Luther King Jr. dan Nelson Mandela.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar